Sistem Ekskresi Manusia (Paru-Paru)
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan
berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas
dengan udara. Fungsinya adalah menukaroksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan
eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi
nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai
di pulmo, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.
1. Bagian Paru-Paru
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5
cm diatas calvicula.
2. Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian
dalam dinding dada.
3. Permukaan mediastinal, menempel pada pericardium
dan jantung.
4. Dan basis, terletak pada diafragma
5. Paru-paru juga dilapisi oleh pleura yaitu parietal
pleura dan visceral pleura.
6. Didalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan
yang berfungsi untuk lubrikasi.
7. Paru kanan dibagi atas 3 lobus lobus superior, medius, dan inferior.
Sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.
8. Tiap paru dibungkus oleh jaringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar, dan alveoli.
9. Diperkirakan setiap paru-paru mengandung 150 juta
alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/
pertukaran gas.
10. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat
rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru.
11. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk
secara eksudasi.
12. Dinding rongga pleura bersifat permeabel
terhadap air dan zat-zat lain.
13. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus,
jaringan elastik, dan pembuluh darah.
14. Paru-paru berstuktur seperti spon yang elastis
dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
15. Didalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang
halus dengan diameter kurang lebih 1 mm, dindingnya makin menipis jika
dibanding dengan bronkus.
16. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi
rongganya masih mempunyai silia dan dibagian ujung mempunyai epithelium berbentuk kubus bersilia.
17. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
18. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara
(alveolus).
19. Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus
berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa.
20. Alveolus berselaput tipis dan disitu banyak
bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
2. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia
karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi,
paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbon Dioksida (CO2) dan uap
air (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung
3.
Penyakit Paru-Paru
a. Tuberkulosis (TBC)
·
Penyebab: Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini dapat menular
melalui percikan ludah saat penderita batuk.
·
Gejala: Batuk berdahak lebih dari tiga minggu. Dapat juga disertai batuk yang
mengeluarkan darah. Penderita akan mengalami demam khususnya pada siang atau
sore, berkeringat pada malam hari. Nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan
badan menjadi kurus.
·
Pencegahan dan solusi: Bila ada teman, tetangga atau anggota keluarga yang
mengalami gejala tersebut, ada baiknya Anda menyarankan untuk memeriksakan ke
dokter untuk mengetahui apakah batuknya merupakan penyakit TBC atau tidak.
Karena kadangkala penyakit batuk sering dianggap sepele, padahal penyakit ini
dapat membunuh seseorang bila tidak segera ditangani dan dapat menular kepada
orang lain.
·
Pengobatan: Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini
sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada
obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga
dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.
Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit
yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya
adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat
harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan
penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat
sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi
kebal.
b. Asma
·
Penyebab: Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan
yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi
pada pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini,
bila ada orangtua atau kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun
kepada anak atau cucunya.
Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan suhu, kelembaban,
gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi
sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak dan mengeluarkan lendir
yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan penderita sulit bernapas.
Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila
tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat
bernapas.
·
Gejala: Sesak napas disertai suara mengi (wheezing) Pencegahan dan solusi:
Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi pada penderita sehingga terjadi
serangan asma. Misalnya dengan membersihkan debu pada kasur, bantal atau
selimut. Hindari suhu dan kelembaban yang ekstrim, binatang piaran atau makanan
yang dapat menimbulkan alergi.
·
Pengobatan: Untuk mengatasi serangan asma adalah dengan
menggunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup. Cara lainnya adalah dengan
melakukan terapi yang akan mengajarkan bagaimana caranya rileks dan mengatur
napas apabila terjadi serangan asma. Bila penyakit asma sudah berat, dapat
menggunakan obat pelega setiap hari sampai serangan asma dapat dikontrol. Maka,
dianjurkan bagi penderitanya untuk selalu membawa obat pelega ke manapun dia
pergi agar dapat segera digunakan apabila terjadi serangan.
c. Bronkitis
·
Penyebab: Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru).
Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya
adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
·
Gejala: Batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning bila disebabkan oleh
infeksi kuman. Sedangkan bila bersifat kronik, batuk berdahak serta sesak napas
selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.
·
Pengobatan: Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau
kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila
disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.
d.
Pneumonia
·
Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru
(parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan
oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma
pneumoniae.
·
Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada,
dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
·
Pengobatan: Apabila
telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
e.
Emfisema
·
Penyebab: Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.
Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada
penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang
sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru
terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin
adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
·
Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat
pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan
berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
f.
Kanker Paru-paru
·
Penyebab: Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker
paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan
kanker lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh
penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat
menyebar ke bagian lain.
Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak
zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama
puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan
terjadinya sel kanker.
Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia
beracun, stres atau faktor keturunan.
·
Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan
berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya
baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.
4. Pencegahan Pada Penyakit Paru-Paru
a.
Tuberkulosis (TBC)
1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
b.
Asma
1. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan tubuh merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha mencegah penyakit ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai untuk mengatasi penyakit. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
2. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Menjaga kesehatan tubuh merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha mencegah penyakit ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai untuk mengatasi penyakit. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.
2. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
c.
Bronkitis
Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat
dilakukan. Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan
kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif
yang sangat berbahaya.
d.
Pneumonia
Selalu memelihara
kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri
tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan,
makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.
e.
Emfisema
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit
ini. Berhenti merokok juga sangat penting
f.
Kanker Paru-Paru
Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan
bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar