Jumat, 13 September 2013

I'M BACK!!!

Hai-hai :D Anggi is back!!! Udah lama nih ngga ngepost lagi, gara gara sibuk banget deh waktu kelas 9. Ketar-ketir pas UN 20 paket itu, tapi Alhamdulillah gua dapet nem yang memuaskan dan masuk SMA yg gua pengenin hehe. Sekarang…… gua udah jadi anak (baru) SMA loohh. Gapapa deh baru, yang penting udah SMA ini. Insya Allah untuk ke depannya, gua akan nge-share lagi seputar pelajaran yang udah gua dapet ya. Mungkin ngga terlalu sering, soalnya bener bener fokus banget sama nilai nih, biar bisa dapet PTN yang bagus hehe (curcol). Oke guysss, sekian dari gua. LET’S ENJOY THIS BLOG!!! Terimakasih, Wassalamu’alaikum warohmatullahi, wabarakaatuh.

Kamis, 12 September 2013

IV. Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)

Protista ini disebut mirip jamur karena struktur tubuh, cara reproduksinya yang mirip fungi dan memiliki ciri-ciri seperti jamur, antara lain bersifat eukariotik, tidak memiliki klorofil, dapat menghasilkan spora dan heterotrof.  Pada saat zigot, Protista ini bergerak mirip Amoeba. Protista mirip jamur ini dibagi 3, yaitu: Jamur lendir plasmodial (Myxomycota), jamur lender seluler (Acrasiomycota) dan jamur air (Oomycota).

A.    Jamur Lendir Plasmodial (Plasmodial Slime Mold)

Jamur lendir plasmodial disebut juga Myxomycota (Jamur lendir tidak bersekat). Sebagian besar spesies ini memiliki cirri berpigmen terang, umumnya berwarna kuning atau oranye, bersifat hetetotrof fagosit dan memiliki tahapan makan berbentuk massa ameboid (seperti amoeba). Massa ameboid tersebut dinamakan plasmodium. Plasmodium Myxomycota merupakan massa tunggal sitoplasma yang tidak terbagi oleh membran sehingga banyak mengandung nukleus. Nukleus pada plasmodium umumnya bersifat diplod (2n) dan dapat membelah mitosis secara bersamaan. Terkadang plasmodium berbentuk seperti jaringan untuk memperluas permukaan tubuhnya, sehingga banyak memperoleh makanan dan oksigen.
Pada fase plasmodium, jamur lendir ini memperoleh makanan dengan cara menjulurkan pseudopodianya ke arah makanan, kemudian ditelat (fagositosis). Jamur lendir ini bereproduksi secara aseksual dengan membentuk sporangium dan bereproduksi secara seksual dengan singami (penggabungan) antara sesama sel ameboid atau antara sel berflagela.

Siklus hidup jamur plasmodial adalah:


1. Plasmodium tumbuh dewasa dan 
    membentuk jaringan.
2. Pada saat kekeringan, plasmodium dewasa 
    membentuk sporangium bertangkai(stalk).
3. Di dalam spongarium  terjadi pembelahan secara 
    meiosis dan menghasilkan spora yang haploid 
    dan tahan terhadap kekeringan.
4.  Jika lingkungan baik, spora akan berkecambah
     membentuk sel aktif yang haploid.
5. Sel-sel tersebut akan berubah menjadi sel  
    ameboid atau sel berflagela.


Contoh Myxomycota adalah:


B. Jamur Lendir Seluler (Cellular Slime Mold)
     
Jamur lendir seluler disebut juga Acrasiomycota (jamur lendir bersekat). Jamur lendir ini memiliki tahapan  (fase) makan berupa sel-sel yang hidup soliter, tetapi setelah makanannya habis, sel-sel tersebut membentuk agregat (koloni) dalam 1 unit. Dalam 1 agregat tersusun sekitar 125.000 sel. Jamur lendir seluler berkromosom haploid (n), hanya zigot yang memiliki kromosom diploid (2n). Sel-sel Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan terpisahkan oleh membran mereka.
Jamur lendir ini bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tubuh buah (fruiting body), dan bereproduksi secara seksual dengan singami sel ameboid. Terdapal sekitar 65 spesies jamur lendir seluler, antara lain Dictyostelium discoideum, Polysphondylium sp.,
Coenonia sp., dan Acytostelium sp.

Siklus hidup jamur lendir seluler ini adalah:
1. Pada saat persedian makanan tidak ada, sel-sel ameboid berkromosom haploid (n) membentuk agregat.
2. Agregat berbentuk seperti peluru dan dapat berpindah tempat.
3. Agregat menetap untuk membentuk tubuh buah.
4. Sel yang mongering membentuk batang penyokong (stalk). Sel-sel hidup bergerak ke atas sel yang mongering membentuk kumpulan spora yang haploid. Spora tersebut merupakan tubuh buah.
5. Spora bersifat resisten (tahan terhadap kondisi lingkungan buruk (kekeringan)).
6. Jika spora jatuh ke tempat yang menguntungkan, akan tumbuh menjadi sel ameboid yang haploid (n).
7. Sel ameboid berada dalam tahap makan, hidup soliter, dan bergerak dengan pseudopodia.
8. Bila makanan sudah habis, sel-sel ameboid bergerak ke arah pusat agregat untuk membuat suatu unit.
9. Pada kondisi tertentu,sel ameboid dapat melakukan singami dan membentuk zigot yg diploid (2n).
10. Zigot yang diploid (2n) akan memakan sel-sel ameboid dan tumbuh menjadi sel raksasa yang mengalami pembelahan secara meiosis dan mitosis. Hingga, menghasilkan sel ameboid yang haploid (n).
11. Bila sel raksasa pecah, sel-sel ameboid yang haploid akan keluar dan menjadi sel pemakan.

C. Jamur Air (Water Mold)

Oomycota (artinya fungi telur) atau jamur air merupakan jamur uniseluler atau multiseluler yang memiliki dinding sel dari selulosa. Oomycota disebut juga sebagai Jamur Karat Putih (white rust) atau  Jamur Berbulu Halus (downy mildew). Oomycota multiseluler berbentuk hifa halus bercabang, tidak bersekat dan memiiki banayak inti (senositik). Oomycota bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagela dua dan secara seksual dengan pembuahan sel telur oleh inti sperma yang menghasilkan zigot resisten (oospora).
Oomycota hidup secara heterotof dengan cara menguraikan organisme lain yang sudah mati (saproba). Beberapa jenis ada yang hidup sebagai  parasit.

Tedapat sekitar 500 spesies Oomycota, diantaranya:
1. Saproglenia sp., parasit pada ikan dan serangga.
2. Plasmopara viticola, parasit pada anggur.
3. Pythium sp., menyebabkan penyakit rebah semai pada tanaman.

Sistem Ekskresi Manusia (Paru-Paru)
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukaroksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.

1. Bagian Paru-Paru
1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
2. Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.
3. Permukaan mediastinal, menempel pada pericardium dan jantung.
4. Dan basis, terletak pada diafragma

5. Paru-paru juga dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura.
6. Didalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi.
7. Paru kanan dibagi atas 3 lobus  lobus superior, medius, dan inferior. Sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior.
8. Tiap paru dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar, dan alveoli.
9. Diperkirakan setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/ pertukaran gas.
10. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru.
11. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
12. Dinding rongga pleura bersifat  permeabel  terhadap air dan zat-zat lain.
13. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
14. Paru-paru berstuktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
15. Didalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter kurang lebih 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.
16. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan dibagian ujung mempunyai  epithelium berbentuk kubus bersilia.
17. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia.
18. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
19. Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa.
20. Alveolus berselaput tipis dan disitu banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
2. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbon Dioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung
3. Penyakit Paru-Paru
a. Tuberkulosis (TBC)
·        Penyebab: Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
·        Gejala: Batuk berdahak lebih dari tiga minggu. Dapat juga disertai batuk yang mengeluarkan darah. Penderita akan mengalami demam khususnya pada siang atau sore, berkeringat pada malam hari. Nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan badan menjadi kurus.
·        Pencegahan dan solusi: Bila ada teman, tetangga atau anggota keluarga yang mengalami gejala tersebut, ada baiknya Anda menyarankan untuk memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah batuknya merupakan penyakit TBC atau tidak. Karena kadangkala penyakit batuk sering dianggap sepele, padahal penyakit ini dapat membunuh seseorang bila tidak segera ditangani dan dapat menular kepada orang lain.
·        Pengobatan: Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.
Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.
b. Asma
·        Penyebab: Penyebab asma adalah penyempitan sementara pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sesak napas. Penyempitan terjadi pada pembuluh tenggorokan. Faktor keturunan sangat berperan pada penyakit ini, bila ada orangtua atau kakek nenek yang menderita penyakit ini dapat menurun kepada anak atau cucunya.
Alergi terhadap sesuatu seperti debu, perubahan suhu, kelembaban, gerak badan yang berlebihan atau ketegangan emosi dapat meyebabkan alergi sehingga selaput yang melapisi pembuluh akan membengkak dan mengeluarkan lendir yang berlebihan sehingga pembuluh menjadi sempit dan penderita sulit bernapas. Walau serangan sesak napas dapat hilang sendiri, tetapi serangan berat bila tidak ditangani dapat menyebabkan kematian karena penderita tidak dapat bernapas.
·        Gejala: Sesak napas disertai suara mengi (wheezing) Pencegahan dan solusi: Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi pada penderita sehingga terjadi serangan asma. Misalnya dengan membersihkan debu pada kasur, bantal atau selimut. Hindari suhu dan kelembaban yang ekstrim, binatang piaran atau makanan yang dapat menimbulkan alergi.
·        Pengobatan: Untuk mengatasi serangan asma adalah dengan menggunakan obat pelega (bronchodilator) dengan cara dihirup. Cara lainnya adalah dengan melakukan terapi yang akan mengajarkan bagaimana caranya rileks dan mengatur napas apabila terjadi serangan asma. Bila penyakit asma sudah berat, dapat menggunakan obat pelega setiap hari sampai serangan asma dapat dikontrol. Maka, dianjurkan bagi penderitanya untuk selalu membawa obat pelega ke manapun dia pergi agar dapat segera digunakan apabila terjadi serangan.

c. Bronkitis
·        Penyebab: Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
·        Gejala: Batuk disertai demam atau dahak berwarna kuning bila disebabkan oleh infeksi kuman. Sedangkan bila bersifat kronik, batuk berdahak serta sesak napas selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.
·        Pengobatan: Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.
 d. Pneumonia
·        Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
·        Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
·         Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
 e. Emfisema
·        Penyebab: Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
·        Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
 f. Kanker Paru-paru
·        Penyebab: Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Sel tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh penderita kanker paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain.
Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker.
Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
·        Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.

4. Pencegahan Pada Penyakit Paru-Paru
a. Tuberkulosis (TBC)
1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
b. Asma
1. Menjaga Kesehatan
Menjaga 
kesehatan tubuh merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha mencegah penyakit ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai untuk mengatasi penyakit. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat.

2. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
c. Bronkitis
Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan. Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.
d. Pneumonia
Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.

e. Emfisema
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting
f. Kanker Paru-Paru
Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.